Perintah saling tolong menolong telah termaktub dalam
beberapa literature, lebih-lebih dalam kitab suci, khususnya agama islam. Islam
sendiri sangat menekankan kehidupan kebersamaan, saling menyeru jalan yang
satu, mengajak ke dalam satu kumpulan dan menggandeng semua orang untuk
mencapai kebehagiaan bersama. Seperti halnya perintah “wasta’inuu bis shabri was shalat” dan saling tolong menolonglah
dalam kesabaran dan shalat. Premis ini merupakan satu dari beberapa anjuran
untuk melangsungkan hablum muinannas secara intens. Kegiatan tolong meenbolong
tidaklah harus melihat latar belakang dari siapa yang menolong dan siapa yang
ditolong. Karena inti dari menolong adalah rasa tulus dan ikhlas untuk
memberikan yang terbaik kepada orang lain. Goalnya
adalah saling terciptanya hubungan yang baik antar umat manusia, dari mulai
segi individu, keuarga, suku, ras, bangsa sampai antar agama.
Ruang lingkupnya meliputi segala kegiatan yang berhubungan dengan hakikat
kemanusiaan. Kemiskinan, kesehatan, ketidaktahuan, dan lain sebagainya yang
memang bisa diberikan sebagai integrasi kualitas manusia.
Dalam hal ini, kami Selaku Tim TIM SEFTER JATIM melakukan kegiatan bakti social dalam acara yang
diselenggarakan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) di Bangkalan,
dalam rangka Ulang Tahun. Acara
tersebut diikuti oleh ribuan perawat dari seluruh Indonesia. Mereka melakukan
goes dari UNAIR Suarabaya sampai Bangkalan. Di mana di finish mereka dihibur
oleh penyanyi lokal dan berbabagai stand
yang menjual segala kebutuhan goes. Daripada itu, kami diberi kesempatan untuk
menempati salah satu stand secara Cuma-Cuma.
Sesampainya para bikers sampai di finish, terlihat kelelahan mereka.
Beberapa mereka istirahat dan tidak sedikit dari mereka yang mampir ke stand
kami untuk minta diterapi dengan segala keluhan yang mereka bawa. Saya sendiri
saat itu dihampiri oleh salah seorang perawat yang berasal dari Blitar untuk
minta diterapi pada punggungnya yang terasa berat dan nyeri. Ras itu muncul
bisa dikatakan karena adanya kekagetan pada otot dan sarafnya, selain faktor
usia, ia mengakui bahwa jarang ia jarang melakukan olah raga. Terapi accupresur menjadi andalan saya untuk
menangani keluahan seperti ini. Menurut hemat kami, munculnya rasa tersebut
hanya diakibatkan ketegangan, sehingga dengan metode accupresur, kami bisa merelaksasinya dan mengemalikan otor saraf
yang tegang.
Dilanjutkan ada seorang yang lebih muda duduk di stand kami, sebagai yang
dituakan oleh teman-teman, saya pun berangkat menghampirinya. Sebelum melakukan
terapi, saya lakukan obrolan sedikit dengan nama lain konseling. Dari hasil
konseling tersebut, ternyata klien mengalami nyeri bagian punggung dan bagian
betis secara temporer. Kadang ia kambuh dan kadang ia pergi. Sebagai terapis,
saya pun harus bisa mendignosa keluhan tersebut. Kali ini saya menggunakan
terapi SEFT untuk mengatasi keluhannya. Langkah-langkah set-up, tun in, dan
tapping segera kami lakukan. Setelah satu putaran saya berhasil menyembuhkan
nyeri punggungnya dengan memakai 9 titik, tetapi bagian kaki masih terasa nyeri
walaupun intensitasnya turun, awalnya 7 menjadi 5. Kemudian putaran kedua saya
lakukan dengan memakai 9 titik secara sempurna, yaitu tapping dilakukan pada
kanan-kiri. Hasilnya nyeri dibetis itu hilang dan turun di telapak kaki yang
rasanya panas sekali seperti dibakar. Setelah itu saya cek kembali dengan
atribut yang ia kenakan, ternyata terdapat satu cincin akik yang melingkar di
tangannya. Setelah saya ketahui, dengan permisi saya minta cincin itu untuk
dilepas. Dan langsung saya minta ia untuk menekan sorespot kembali dan
melakukan set up. Kali ini seft secara sempurna saya pakai. Yaitu dengan menggunakan
Sembilan titik utama, dilangsungkan dengan tapping tangan dan melakukan gamut.
Hasilnya Alhamdulillah mendapatkan hasil yang baik. Klien merasakan baikan pada
keadaan dirinya.
kunjungi juga instagram kami @Ahmadkhoirudin.rr https://www.instagram.com/ahmadkhoirudin.rr/ atau @bukuseft https://www.instagram.com/bukuseft/
16 Maret 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar