LELAKI YANG USUSNYA TERBURAI DI NERAKA
حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ
عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ قِيلَ لِأُسَامَةَ لَوْ
أَتَيْتَ فُلَانًا فَكَلَّمْتَهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتُرَوْنَ أَنِّي لَا
أُكَلِّمُهُ إِلَّا أُسْمِعُكُمْ إِنِّي أُكَلِّمُهُ فِي السِّرِّ دُونَ
أَنْ أَفْتَحَ بَابًا لَا أَكُونُ أَوَّلَ مَنْ فَتَحَهُ وَلَا أَقُولُ
لِرَجُلٍ أَنْ كَانَ عَلَيَّ أَمِيرًا إِنَّهُ خَيْرُ النَّاسِ بَعْدَ
شَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالُوا وَمَا سَمِعْتَهُ يَقُولُ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ يُجَاءُ
بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ
أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ
فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ أَيْ فُلَانُ مَا
شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنْ
الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ
وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ رَوَاهُ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ
عَنْ الْأَعْمَشِ
Ali menuturkan kepada kami, Sufyan menuturkan kepada kami dari
al-A’masy dari Abu Wa’il dia berkata;ada orang yang berkata kepada
Usamah, “Seandainya saja engkau mau mendatangi si fulan dan berbicara
menasihatinya.” Maka dia menjawab, “Apakah menurut kalian aku tidak
berbicara dengannya melainkan aku harus menceritakannya kepada kalian.
Aku sudah menasihatinya secara rahasia. Aku tidak ingin membuka pintu
yang menjadikan aku sebagai orang pertama yang membuka pintu fitnah itu
-menasihati penguasa dengan terang-terangan-. Aku pun tidak akan
mengatakan kepada seseorang sebagai orang yang terbaik -walaupun dia
adalah pemimpinku- setelah aku mendengar sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.” Mereka bertanya, “Apa yang kamu dengar dari beliau
itu?”. Dia menjawab; Aku mendengar beliau bersabda, “Akan didatangkan
seorang lelaki pada hari kiamat kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka
dan terburailah isi perutnya di neraka sebagaimana seekor keledai yang
berputar mengelilingi penggilingan. Maka berkumpullah para penduduk
neraka di sekitarnya. Mereka bertanya, “Wahai fulan, apa yang terjadi
padamu, bukankah dahulu kamu memerintahkan yang ma’ruf kepada kami dan
melarang kami dari kemungkaran?”. Lelaki itu menjawab, “Dahulu aku
memerintahkan kalian mengerjakan yang ma’ruf sedangkan aku tidak
melakukannya. Dan aku melarang kalian dari kemungkaran namun aku justru
melakukannya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ghundar dari Syu’bah dari
al-A’masy (HR. Bukhari [3027] , disebutkan pula oleh Bukhari dalam Kitab
al-Fitan [6569] as-Syamilah).Imam Muslim meriwayatkan di dalam Kitab az-Zuhd wa Raqa’iq di dalam sahihnya;
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ
وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي
كُرَيْبٍ قَالَ يَحْيَى وَإِسْحَقُ أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرُونَ
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ شَقِيقٍ عَنْ
أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قِيلَ لَهُ أَلَا تَدْخُلُ عَلَى عُثْمَانَ
فَتُكَلِّمَهُ فَقَالَ أَتَرَوْنَ أَنِّي لَا أُكَلِّمُهُ إِلَّا
أُسْمِعُكُمْ وَاللَّهِ لَقَدْ كَلَّمْتُهُ فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَهُ مَا
دُونَ أَنْ أَفْتَتِحَ أَمْرًا لَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ
فَتَحَهُ وَلَا أَقُولُ لِأَحَدٍ يَكُونُ عَلَيَّ أَمِيرًا إِنَّهُ خَيْرُ
النَّاسِ بَعْدَ مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ يُؤْتَى بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي
النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ فَيَدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ
الْحِمَارُ بِالرَّحَى فَيَجْتَمِعُ إِلَيْهِ أَهْلُ النَّارِ فَيَقُولُونَ
يَا فُلَانُ مَا لَكَ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى
عَنْ الْمُنْكَرِ فَيَقُولُ بَلَى قَدْ كُنْتُ آمُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا
آتِيهِ وَأَنْهَى عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ
أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ
قَالَ كُنَّا عِنْدَ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَقَالَ رَجُلٌ مَا يَمْنَعُكَ
أَنْ تَدْخُلَ عَلَى عُثْمَانَ فَتُكَلِّمَهُ فِيمَا يَصْنَعُ وَسَاقَ
الْحَدِيثَ بِمِثْلِهِ
Yahya bin Yahya, Abu Bakr bin Abi Syaibah, Muhammad bin Abdullah bin
Numair, Ishaq bin Ibrahim dan Abu Kuraib -lafazh ini milik Abu Kuraib-
menuturkan kepada kami, Yahya dan Ishaq berkata; memberitakan kepada
kami, sedangkan periwayat lainnya mengatakan; menuturkan kepada kami Abu
Mu’awiyah; al-A’masy menuturkan kepada kami dari Syaqiq dari Usamah bin
Zaid, Syaqiq berkata; ditanyakan kepada Usamah, “Apakah engkau tidak
menemui Utsman untuk berbicara dengannya?”. Maka dia menjawab, “Apakah
menurut kalian saya harus menceritakan kepada kalian kalau saya sudah
berbicara dengannya. Demi Allah, saya sudah menasihatinya berdua saja,
aku tidak ingin membuka pintu fitnah sehingga akan membuatku orang yang
pertama kali membukanya. Aku juga tidak akan mengatakan kepada seseorang
yang menjadi pemimpinku sebagai orang yang terbaik setelah aku
mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan
didatangkan seorang laki-laki pada hari kiamat nanti kemudian dia
dilemparkan ke dalam neraka lalu isi perutnya terburai, lalu dia
berputar-putar karenanya sebagaimana berputarnya keledai mengelilingi
penggilingan. Maka berkumpullah para penduduk neraka melihatnya. Mereka
berkata, “Wahai fulan, apa yang menimpamu, bukankah engkau dahulu
memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar?”. Maka dia
menjawab, “Benar, dahulu aku memang memerintahkan yang maruf tapi aku
tidak melakukannya, dan aku melarang yang mungkar namun aku justru
melakukannya.” Utsman bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami; Jarir
menuturkan kepada kami dari al-A’masy dari Abu Wa’il, dia berkata; Dulu
ketika kami duduk-duduk bersama Usamah bin Zaid maka ada seseorang yang
mengatakan, “Apa yang menghalangimu menemui Utsman dan berbicara
dengannya atas apa yang telah dilakukannya..” kemudian dia membawakan
isi hadits ini dengan isi yang sama (HR. Muslim [5305] as-Syamilah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar